Masjid Harus Jadi Sumber Kehidupan, Bukan Sekadar Tempat Ibadah

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 29 Juni 2025 - 20:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Masjid Harus Jadi Sumber Kehidupan, Bukan Sekadar Tempat Ibadah

 

Kompastuntas.com— Bogor, perayaan Tahun Baru Islam 1447 Hijriah di Masjid Darussalam, Kota Wisata, Bogor, bukan hanya seremoni rutin. Di tangan para pengelolanya, masjid ini tumbuh menjadi episentrum peradaban. Dalam suasana tasyakuran yang hangat dan khidmat, Wakil Menteri Agama RI Romo R. Muhammad Shafi’i memberikan catatan penting masjid harus menjadi pusat kehidupan umat.

“Masjid Darussalam bukan hanya megah secara arsitektur, tapi juga hidup secara ruhani dan sosial. Saya melihat langsung transformasinya dari tempat yang dulu cenderung eksklusif menjadi inklusif dan terbuka,” ujar Romo Shafi’i dalam sambutannya, Sabtu (29/6).

Lebih dari sekadar bangunan tempat salat, Romo menekankan bahwa masjid idealnya menjadi titik temu berbagai kebutuhan masyarakat dari pendidikan, pemberdayaan ekonomi, hingga pelayanan kesehatan. “Dalam sejarah Rasulullah SAW, masjid adalah pusat peradaban. Semestinya umat yang kesulitan modal, pendidikan, atau pengobatan bisa datang ke masjid, bukan ke rentenir atau tempat lain yang memiskinkan,” tegasnya.

Romo menyebut Masjid Darussalam sebagai contoh nyata dari visi Islam wasathiyah yang membawa kemaslahatan. “Program-programnya sudah mulai menyentuh sektor-sektor kehidupan yang selama ini terabaikan oleh banyak masjid lain.”

Baca Juga :  Pemkot Balam, Anggarakan 60 M Untuk Kejati Lampung di Tengah Ancaman Air Lindi TPA Bakung

Filosofi Tajug dan Jiwa yang Terhubung

Senada dengan itu, Gubernur Jawa Barat Deddy Mulyadi menambahkan dimensi kultural dalam pandangannya tentang peran masjid. Ia mengaitkan konsep tajug dalam budaya Sunda sebagai simbol tempat yang menumbuhkan spiritualitas dan karakter umat.

“Tajug bukan sekadar bangunan tempat salat. Itu adalah ruang untuk menyemai ruh, membentuk akhlak. Di sana anak-anak belajar adab, bukan cuma baca iqra,” katanya. Deddy juga mengingatkan bahwa kriminalitas di Jawa Barat sebagian besar berakar dari ketimpangan ekonomi, dan masjid punya tanggung jawab moral untuk hadir di sana.

“Membangun masjid itu bukan cuma menumpuk semen dan kubah. Tapi tentang menumbuhkan keadilan sosial, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, serta menjadi tangan yang pertama menghapus air mata kaum yang terlupakan,” tegasnya.

Dari Eksklusif Menjadi Inklusif

Perayaan Tahun Baru Islam kali ini menjadi momentum bersejarah bagi Masjid Darussalam. Hengki Haryadi, Pembina Masjid sekaligus penggagas Festival Adzan Nusantara, kompetisi adzan internasional yang diikuti lebih dari 700 peserta dari berbagai negara mengungkapkan bahwa masjid kini telah bertransformasi total.

“Masjid ini tumbuh dari shalat tarawih sederhana di klaster perumahan tahun 1999. Tapi dengan tekad dan semangat gotong royong, kini ia berdiri sebagai simbol moderasi Islam di tengah masyarakat urban,” ujar Hengki. Ia menegaskan bahwa masjid harus kembali menjadi rumah besar umat, tempat semua kalangan merasa aman dan diterima.

Masjid Darussalam pun mengusung paradigma Islam yang inklusif dan moderat, sejalan dengan visi Yayasan Darussalam sebagai pusat peradaban Islam berkelas nasional. Prinsip Islam wasathiyah bukan hanya slogan, tapi menjadi napas dalam setiap program dan kegiatan yang dijalankan.

Baca Juga :  Skenario Keluarga: Bupati Lampung Tengah Diduga “Menjodohkan” Adik Ipar Jadi Sekda

Atas kiprah dan komitmen itu, Dewan Masjid Indonesia menganugerahkan Masjid Darussalam sebagai salah satu masjid terbaik tingkat nasional dalam tiga kategori. Penghargaan itu dianggap bukan sekadar simbol prestasi, tapi penanda bahwa masjid bisa berperan lebih dari sekadar tempat ibadah.

“Penghargaan ini adalah milik semua jamaah, relawan, dan warga sekitar. Ini adalah kerja kolektif untuk menegaskan kembali peran masjid sebagai penjaga nurani bangsa,” pungkas Hengki, disambut tepuk tangan jamaah yang hadir.

Berita Terkait

Efisiensi Bukan Alasan Mati Gaya di Lampung Fest 2025
Bongkar Total BMBK Lampung, 29 Kursi Digoyang, Jalan Baru Dan Terang Taufiqullah Dimulai
Dua Buku Karya Sekdaprov Lampung Hadir di Perpustakaan JDIH, Dorong ASN Berintegritas dan Gemar Membaca
Eva Dwiana Kocok Ulang Pejabat, Tujuh Kursi Strategis di Pemkot Bandar Lampung Bergeser
“Pertanyaan Kritis Bikin Panik, Istana Minta Maaf”
“Bantuan Rp60 Miliar untuk Kejati, Akademisi Unila Ingatkan: Kritik Warga Itu Kontrol, Bukan Musuh”
Pemkot Balam, Anggarakan 60 M Untuk Kejati Lampung di Tengah Ancaman Air Lindi TPA Bakung
Sekdaprov Lampung Sambangi Keluarga Korban Pohon Tumbang, Warga Diminta Waspada
Berita ini 50 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 07:42 WIB

Efisiensi Bukan Alasan Mati Gaya di Lampung Fest 2025

Jumat, 10 Oktober 2025 - 21:00 WIB

Bongkar Total BMBK Lampung, 29 Kursi Digoyang, Jalan Baru Dan Terang Taufiqullah Dimulai

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:14 WIB

Dua Buku Karya Sekdaprov Lampung Hadir di Perpustakaan JDIH, Dorong ASN Berintegritas dan Gemar Membaca

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:00 WIB

Eva Dwiana Kocok Ulang Pejabat, Tujuh Kursi Strategis di Pemkot Bandar Lampung Bergeser

Selasa, 30 September 2025 - 08:21 WIB

“Pertanyaan Kritis Bikin Panik, Istana Minta Maaf”

Berita Terbaru

Uncategorized

Pendidikan Meningkat, IPM Lampung 2025 Sentuh Angka 73,98

Jumat, 7 Nov 2025 - 13:03 WIB