Gubernur Lampung Desak Hilirisasi Tak Mau Daerahnya Terus Jadi Kuli Ekonomi Nasional

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 28 Juni 2025 - 17:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Lampung Desak Hilirisasi Tak Mau Daerahnya Terus Jadi Kuli Ekonomi Nasional

 

 

Kompastuntas.com—Jakarta, kembali Lampung bicara soal hilirisasi. Tapi kali ini, bukan di seminar atau rapat koordinasi daerah. Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, langsung menemui Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, membawa satu pesan tegas Lampung tidak mau terus-terusan menjadi penyuplai bahan mentah tanpa nilai tambah.

“Selama ini kita terlalu lama jadi buruh dalam rantai ekonomi nasional. Produksi tinggi, tapi nilai tambah lari ke luar. Ini harus diakhiri,” kata Gubernur Mirza dalam pertemuan tersebut, yang juga dihadiri jajaran pejabat eselon I Kemenperin.

Mirza tak hanya datang membawa keluhan. Ia mengusulkan pembentukan kawasan industri baru berbasis komoditas unggulan Lampung gabah, jagung, singkong, karet, kopi, dan cokelat yang selama ini digerus habis sebelum sempat diolah di kampung sendiri.

Ia menyoroti lambannya hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan di daerah yang selama ini hanya menjadi lumbung pangan nasional. Padahal, kata dia, Lampung punya semua bahan baku melimpah, pelabuhan ekspor, dan pasar tenaga kerja. Yang kurang hanya keberanian regulasi dan kehadiran negara.

“Kami butuh dukungan pemerintah pusat, bukan sekadar janji atau proyek mercusuar yang tak menyentuh akar,” katanya. Ia menekankan pentingnya regulasi afirmatif agar investor industri turunan tak hanya berkumpul di Pulau Jawa.

Langkah hilirisasi ini bukan hal baru, tapi Lampung tampak serius kali ini. Sejumlah kebijakan sudah ditempuh: penetapan harga dasar gabah dan ubi kayu, pengendalian distribusi, penyediaan alat pertanian modern, hingga pembangunan silo sebagai bagian dari sistem logistik pertanian.

Baca Juga :  Pimred Club Lahir Sebagai Mitra Kritis Kinerja Gubernur Lampung

Namun, semuanya akan macet jika tidak ditopang oleh kebijakan industri yang tegas. “Kalau semua bahan baku tetap dikirim ke luar dalam bentuk mentah, kapan kita bisa membangun pabrik? Kapan petani bisa naik kelas?” tegas Mirza.

Ia mencontohkan potensi industri sorbitol dari singkong, atau produk olahan kopi dan cokelat yang saat ini malah lebih banyak dikembangkan di luar Lampung. “Kita yang punya bahan, mereka yang ekspor. Ini ironi.”

Gubernur juga menggarisbawahi perlunya perluasan kawasan industri sebagai fondasi transformasi ekonomi berbasis nilai tambah. “Tanpa kawasan industri, kita hanya akan memoles pertanian dengan kosmetik bantuan, bukan membangun ekonomi yang tahan uji.”

Baca Juga :  Walikota Metro Cek Kelengkapan Admistrasi dan Unit Randis Se-Kota Metro

Audiensi ini turut dihadiri oleh Sekjen Kemenperin Eko SA Cahyanto, Dirjen ILMATE Setia Diarta, Dirjen KPAII Tri Supondi, dan Direktur Industri Makanan dan Perikanan Dian Arneta. Dari Pemprov Lampung, Gubernur didampingi oleh Asisten II Perekonomian dan Kepala Dinas Perdagangan.

Langkah Gubernur Mirza ini bisa dibaca sebagai pesan politik juga bahwa Lampung tak mau hanya jadi penonton dalam narasi besar industrialisasi nasional. Pertanyaannya, apakah Jakarta siap menjawab dengan kebijakan nyata, atau hanya kembali menyambutnya dengan tepuk tangan tanpa tindakan?

Editor : Hengki Utama

Berita Terkait

Bongkar Pasang di Kejati Lampung Gerbong Mutasi Kejagung Goyang Jabatan Strategis
Masjid Harus Jadi Sumber Kehidupan, Bukan Sekadar Tempat Ibadah
Selamat, Ganjar Jationo Kembali Jadi Kadis Infokomtika Provinsi Lampung dan Achmad Saefullah Bertukar Posisi
8 Pendamping Gubernur Obral Jabatan, Kemasan Baru, Masalah Lama Benarkah Begitu?
Founder GERMASI Tanggapi Pernyataan Dirut PDAM Limau Kunci: “Jangan Lempar Tanggung Jawab”
Media Bukan Musuh, Gubernur Lampung Kukuhkan Ikatan Jurnalis Pemprov untuk Perkuat Sinergi
Lulus Lewat Jalur Prestasi, Bukan Zonasi Marindo Kurniawan dan PPDB Ala Pemerintahan Baru
Jangan Sebut Aku Anak Kecil, Paman: Namaku Marindo Kurniawan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 4 Juli 2025 - 21:08 WIB

Bongkar Pasang di Kejati Lampung Gerbong Mutasi Kejagung Goyang Jabatan Strategis

Minggu, 29 Juni 2025 - 20:32 WIB

Masjid Harus Jadi Sumber Kehidupan, Bukan Sekadar Tempat Ibadah

Sabtu, 28 Juni 2025 - 17:39 WIB

Gubernur Lampung Desak Hilirisasi Tak Mau Daerahnya Terus Jadi Kuli Ekonomi Nasional

Kamis, 26 Juni 2025 - 16:31 WIB

Selamat, Ganjar Jationo Kembali Jadi Kadis Infokomtika Provinsi Lampung dan Achmad Saefullah Bertukar Posisi

Minggu, 22 Juni 2025 - 13:37 WIB

8 Pendamping Gubernur Obral Jabatan, Kemasan Baru, Masalah Lama Benarkah Begitu?

Berita Terbaru

Opini

Inspirasi dari Sistem Pendidikan di Finlandia

Rabu, 9 Jul 2025 - 17:51 WIB