Sejarah Orang-orang Indo Di Kota Magelang

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 9 April 2025 - 09:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kompastuntas.com — Orang-orang Indo di Magelang banyak yang telah melakukan pernikahan secara resmi dan membentuk keluarga. Mereka menikah dengan laki-laki Eropa totok yang bekerja sebagai tentara atau pegawai pemerintah. Mereka juga memiliki rumah-rumah pribadi yang berada di kota di sekitar alun-alun kota atau dekat tangsi militer.

Jumlah orang Indo di perkebunan menjadi yang paling sedikit di Magelang. Mereka adalah anak-anak orang Indo yang terpandang karena memiliki tanah yang luas.Anak-anak ini mendapat sekolah yang lebih baik dari anak-anak Indo yang lainnya. Sejak Magelang menjadi daerah kotapradja, pegawai pemerintah banyak yang dipegang oleh laki-laki Eropa dan Indo. Mereka disebut para ambtenaar.

Anak-anak pegawai (ambtenaar) ini cukup banyak. Mereka juga lahir dari laki-laki Eropa dan perempuan bumiputera yang mendapat pendidikan memadai dan bekerja sebagai juru tulis, pemilik toko-toko dagang atau pelayan toko.Orang-orang yang duduk dalam pemerintahan cukup banyak. Orang-orang Eropa selalu mengisi jabatan-jabatan strategis.

Baca Juga :  Luka Mendalam Beruang Ina: Bayang-Bayang Kandang yang Tak Pernah Hilang Sebuah Kisah Trauma dan Harapan dari Rumania

Di Magelang atau di kota-kota lainnya, pada dasarnya para ambtenaar yang berasal dari orang Eropa, bumiputera dan Tiongkok ini terbagi ke dalam dua wilayah pekerjaan, yaitu mereka yang bekerja untuk pemerintah (sipil) dan pegawai swasta. Mereka yang bekerja sebagai pegawai sipil bekerja untuk pemerintah Hindia Belanda yang bertugas sesuai birokrasi pemerintahan.

Orang-orang Indo yang bekerja sebagai pegawai swasta banyak yang bekerja di bidang pariwisata. Mereka mendirikan toko-toko, hotel-hotel. Banyak diantara mereka yang bekerja menjadi pemandu wisata karena kemampuan bahasa Melayu dan Belanda sangat bagus.Sebagian dari mereka juga mampu berbahasa Inggris dengan baik.

Orang-orang sipil bekerja di kantor-kantor pemerintahan bekerja sebagai residen, asisten residen, sekretaris, juru tulis dan kepala-kepala bagian yang mengepalai suatu badan tertentu. Dari catatan pengeluaran gaji bisa diketahui jabatan-jabatan yang diduduki orang-orang ini. Pada tahun 1930, orang-orang Eropa di kota Magelang banyak yang bekerja sebagai opas kantor (kantoor oppasser), pegawai kantor (persooneel), sekretaris (secretarie), komisaris (commisarie), ajudan komisaris (adjudant commisarie) dan komisaris besar (hoofd commisarie).

Baca Juga :  Peringatan Dini, Populasi Lebah Menurun, Ketahanan Pangan Dunia Terancam

Orang-orang Indo sipil ada yang bekerja dalam kemiliteran. Mereka yang hidup di dalam lingkungan tangsi adalah orang-orang militer. Jabatan tinggi dipegang oleh Eropa totok sementara jabatan di bawahnya dipegang oleh orang-orang Indo seperti juru tulis dan pengajar di dalam tangsi. Namun, orang-orang Indo justru lebih banyak dari istri-istri anggota militer dan anak-anaknya. Mereka membina keluarga di dalam maupun di luar tangsi. Mereka sebagian besar adalah para pendatang yang tinggal di kota Magelang selama masa tugasnya.

Editor : Hengki Padangratu

Sumber Berita: https://kotatoeamagelang.wordpress.com/

Berita Terkait

Luka Mendalam Beruang Ina: Bayang-Bayang Kandang yang Tak Pernah Hilang Sebuah Kisah Trauma dan Harapan dari Rumania
Peringatan Dini, Populasi Lebah Menurun, Ketahanan Pangan Dunia Terancam
Siap-siap, Perubahan Iklim Picu Ledakan Populasi Hama Spodoptera frugiperda Di Lampung
Mengendalikan Mimpi dengan Teknologi: Inovasi Dormio dari MIT
Margono Tarmudji: Faisol Djausal Siap Maju Jadi Calon Ketum KONI Lampung
Ketika Tukang Gorengan Menggunakan Ilmu Fisika
Germasi Minta Pemkab Way Kanan Jangan Asal Bangun Gedung Kesehatan, Wajib Penuhi Standar Baku
Mental Singkong Wartawan Old dan Now
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:22 WIB

Luka Mendalam Beruang Ina: Bayang-Bayang Kandang yang Tak Pernah Hilang Sebuah Kisah Trauma dan Harapan dari Rumania

Selasa, 6 Mei 2025 - 10:37 WIB

Peringatan Dini, Populasi Lebah Menurun, Ketahanan Pangan Dunia Terancam

Selasa, 6 Mei 2025 - 10:27 WIB

Siap-siap, Perubahan Iklim Picu Ledakan Populasi Hama Spodoptera frugiperda Di Lampung

Minggu, 4 Mei 2025 - 18:49 WIB

Mengendalikan Mimpi dengan Teknologi: Inovasi Dormio dari MIT

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:31 WIB

Margono Tarmudji: Faisol Djausal Siap Maju Jadi Calon Ketum KONI Lampung

Berita Terbaru