Nanoteknologi untuk Energi dan Lingkungan Peluang Strategis Lampung dari Skala Nano

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 24 Juni 2025 - 11:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nanoteknologi untuk Energi dan Lingkungan Peluang Strategis Lampung dari Skala Nano

Oleh: Vandan Wiliyanti, S.Pd, M.Si
Dosen Fisika – Bidang Condensed Matter Physics
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung


Kompastuntas.com— Sukarame, dalam era modern yang
ditandai oleh krisis energi, perubahaniklim, dan kerusakan lingkungan, pemanfaatan teknologi majumenjadi kebutuhan mendesak. Salah satu pendekatanteknologi yang kini menonjol di berbagai negara adalahnanoteknologi.

Bukan hanya karena kemampuannya dalammenciptakan material baru, namun juga karena potensinyadalam menyelesaikan persoalan energi dan lingkungan secaraefisien, murah, dan berkelanjutan. Sebagai dosen fisika yang fokus pada bidang Condensed Matter Physics, saya melihatbahwa kekuatan nanoteknologi terletak pada kemampuannyadalam merekayasa struktur materi hingga ke level atomik dan molekuler.

Material yang dimodifikasi pada skala nano (1 nanometer = 1 per satu miliar meter) dapat menunjukkansifat-sifat baru yang sangat berbeda dari bentuk aslinya. Sifat ini sangat bermanfaat dalam aplikasi energi dan pengelolaanlingkungan. Tulisan ini akan mengupas potensi pemanfaatannanoteknologi untuk kebutuhan energi bersih dan pelestarianlingkungan di Provinsi Lampung, sekaligus mengajak semuapihak akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk melihat inovasi dari skala yang sangat kecil ini sebagai jawaban atas tantangan pembangunan daerah.

Secara geografis dan ekologis, Lampung memiliki potensiluar biasa. Provinsi ini menerima sinar matahari hampirsepanjang tahun, memiliki lahan pertanian dan perkebunanluas, serta kaya akan sumber daya biomassa dari limbahpertanian (seperti kulit singkong, sabut kelapa, jerami, dan sekam).
Selain
itu, garis pantai dan angin laut di wilayah pesisir juga berpeluang menjadi sumber energi angin skalakecil. Sayangnya, potensi tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Ketergantungan Lampung terhadap energi fosil masih tinggi, sementara akses energi terbarukan belum merata di wilayah perdesaan dan kepulauan kecil. Di sisi lain, pencemaran lingkungan akibat limbah industri, pertanian, dan rumah tangga juga mulai mengkhawatirkan. Sungai-sungai di daerah seperti Tulang Bawang dan Way Sekampung menunjukkan indikasi pencemaran logam beratdan pestisida. Dalam konteks ini, pemanfaatan nanoteknologi khususnya dari sisi material padat bisa menjadi alternatif strategis dan inovatif.

Baca Juga :  Tiga Tahun Penat Lara Nafas Tua yang Terus Menjaga Langkah

Aplikasi Nanoteknologi di Bidang Energi Terbarukan

1. Sel Surya Berbasis Nano (Thin Film Solar Cells)

Salah satu tantangan utama dalam pemanfaatan energi suryaadalah efisiensi dan biaya. Teknologi konvensional masihmengandalkan silikon kristalin yang mahal dan rumit proses produksinya. Namun, kini berkembang sel surya berbasismaterial nano, seperti perovskite atau cadmium telluride (CdTe), yang lebih fleksibel, murah, dan memiliki efisiensitinggi meskipun dalam kondisi cahaya rendah sangat cocok untuk iklim tropis seperti Lampung.

Kampus-kampus di Lampung, seperti UIN Raden Intan lampung, Universitas Lampung (UNILA) dan ITERA, bisa mulai menjajaki pengembangan sel surya film tipis dengan material lokal, misalnya berbasis tanah liat atau mineral setempat yang dimodifikasi secara nano. Tidak mustahil, kitabisa memiliki produk panel surya lokal buatan anak daerah.

2. Penyimpanan Energi Nano: Superkapasitor dan Baterai Ramah Lingkungan

Salah satu kendala utama dalam sistem energi terbarukanadalah penyimpanan energi. Nanoteknologi memungkinkanpengembangan superkapasitor dan baterai berbasisgraphene, karbon nano, atau logam transisi yang memilikidaya tahan lama, waktu pengisian cepat, dan bisa didesainringan serta fleksibel. Bayangkan jika alat ini dipasang di rumah warga atau sekolah-sekolah di pedalaman Lampung. Energi dari panel surya siang hari bisa disimpan di baterainano untuk digunakan malam hari. Ini bukan sekadar solusiteknis, tapi juga solusi keadilan energi.

Aplikasi Nanoteknologi untuk Pengelolaan Lingkungan

1. Pengolahan Limbah dengan Material Nano-Magnetik

Nanopartikel magnetik seperti Fe₃O₄ (magnetit) atau nano-zeolit yang dimodifikasi dapat digunakan untuk menyeraplogam berat dari air. Proses ini sangat efisien, murah, dan tidak memerlukan sistem rumit. Material nano ini bisadikembangkan dari bahan lokal seperti pasir besi, tanahliat, atau abu sekam padi, yang dimodifikasi secara fisikadan kimia. Teknologi ini sangat relevan untuk pengolahanlimbah dari industri kecil dan pertanian di daerahLampung Tengah, Lampung Timur, atau Way Kanan, yang selama ini belum memiliki sistem limbah terintegrasi.

Baca Juga :  The Art of Public Speaking: Tips and Techniques for Delivering a Powerful Presentation

2. Filter Udara Nano Berbasis Biomassa Lokal

Udara perkotaan di Bandar Lampung dan sekitarnya mulaiterpapar polusi kendaraan dan industri. Kita bisamengembangkan filter udara berbasis karbon aktif nanodari sabut kelapa, kulit singkong, atau serbuk kayu yang dimodifikasi menjadi aerogel atau karbon mesopori. Filter ini bisa dipasang di rumah, kantor, atau pabrik.

Pengembangan filter seperti ini tidak hanya memberikanudara bersih, tapi juga menciptakan nilai tambah darilimbah biomassa dan membuka lapangan kerja baru di sektorteknologi lingkungan.

Kolaborasi Ilmiah dan Inovasi Berbasis Daerah

Nanoteknologi bukanlah monopoli universitas besar ataunegara maju. Ia bisa tumbuh subur jika didukung oleh sinergiakademisi, pemerintah, industri, dan masyarakat. Dalam konteks Lampung, kampus seperti UIN Raden Intan Lampung. UNILA, ITERA, dan Politeknik Negeri Lampung bisa menjadi pusat riset dan inkubator inovasi material nano. Pemerintah provinsi dapat mendorong riset kolaboratifmelalui hibah daerah atau insentif pajak untuk industri yang mendukung inovasi lokal. Misalnya, program “Kampung Energi” bisa dikembangkan dengan pendekatan nano: rumah warga menggunakan panel surya film tipis dan baterai nano; limbah dapur diolah dengan katalis nano menjadi biogas; air sungai dimurnikan dengan filter magnetik buatan lokal.Dalam dunia fisika material, kami sering belajar bahwa hal kecil bisa menghasilkan perubahan, asalkan dikendalikan dengan tepat. Nanoteknologi adalah buktinya. Dengan merekayasa struktur materi pada skala atomik, kita bisa menciptakan perubahan pada sistem energi, lingkungan, hingga sosial ekonomi masyarakat. Lampung tidak perlumenunggu revolusi teknologi dari luar. Kita bisa memulai dari laboratorium kampus, dari inovasi mahasiswa, dari limbah pertanian di belakang rumah. Jika didukung kebijakan yang berpihak dan semangat kolaborasi lintas disiplin, maka Lampung bisa menjadi pelopor energi bersih dan lingkungan sehat berbasis nanoteknologi di Indonesia. Nanoteknologi bukan sekadar teknologi masa depan. Ia adalah peluang strategis hari ini, jika kita mau melihatnya dari sudut pandang yang lebih kecil dan lebih dalam.

Editor : Hengki Utama

Berita Terkait

Tangisan Di Teras Warung Itu Kini Bernama Hana, Doa Wagub Jihan Untuk Masa Depan Si Kecil
Tiga Tahun Penat Lara Nafas Tua yang Terus Menjaga Langkah
RSUD Abdul Moeloek Bongkar Pasang SDM Serta Tak Ada Lagi Titipan, Semua Harus Lewat Uji Kompetensi
Bayi Penderita Jantung Bocor dan Pneumonia, Orang Tua Memohon Uluran Tangan Bupati Lampung Utara.
The Art of Public Speaking: Tips and Techniques for Delivering a Powerful Presentation
Global Health Challenges: Examining the Impacts of Infectious Diseases
Berita ini 37 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 1 Juli 2025 - 14:55 WIB

Tangisan Di Teras Warung Itu Kini Bernama Hana, Doa Wagub Jihan Untuk Masa Depan Si Kecil

Rabu, 25 Juni 2025 - 08:58 WIB

Tiga Tahun Penat Lara Nafas Tua yang Terus Menjaga Langkah

Selasa, 24 Juni 2025 - 11:52 WIB

Nanoteknologi untuk Energi dan Lingkungan Peluang Strategis Lampung dari Skala Nano

Jumat, 20 Juni 2025 - 16:37 WIB

RSUD Abdul Moeloek Bongkar Pasang SDM Serta Tak Ada Lagi Titipan, Semua Harus Lewat Uji Kompetensi

Jumat, 20 Juni 2025 - 13:40 WIB

Bayi Penderita Jantung Bocor dan Pneumonia, Orang Tua Memohon Uluran Tangan Bupati Lampung Utara.

Berita Terbaru

Opini

Pertanian Organik Masa Depan Asia Yang Terabaikan

Selasa, 1 Jul 2025 - 12:04 WIB