Dua Hari Sebelum Kunjungan ke Lampung, KPK Tangkap Gubernur Riau Abdul Wahid
Kompastuntas.com— Pekan Baru,
Hanya dua hari sebelum para komisionernya dijadwalkan berkunjung ke Pemerintah Provinsi Lampung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggebrak.
Senin siang, 3 November 2025, tim penindakan KPK melakukan operasi tangkap tangan di Riau. Sejumlah orang diamankan, termasuk sang gubernur, Abdul Wahid.
Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto membenarkan kabar itu. “Benar,” ujarnya singkat saat dihubungi wartawan.
Beberapa jam kemudian, kabar berembus kencang: Abdul Wahid ikut dibawa dalam operasi senyap tersebut. “Salah satunya (Gubernur Riau Abdul Wahid),” kata Fitroh menegaskan.
KPK masih menutup rapat perkara yang menyeret Wahid. Namun juru bicara lembaga antirasuah itu, Budi Prasetyo, mengungkapkan bahwa sepuluh orang diamankan. Mereka terdiri dari sejumlah pejabat dan pihak swasta.
“Tim masih di lapangan dan terus berprogres. Nanti kami update perkembangannya,” ujar Budi, tanpa menyebut kasus yang sedang dibidik.
Di gedung KPK, sumber internal menyebut operasi tersebut sudah disiapkan sejak akhir Oktober. “Kami sudah memantau pergerakan uang dan komunikasi beberapa pihak,” kata seorang penegak hukum di KPK yang enggan disebut namanya.
Jejak Wahid, Anak Desa yang Naik ke Panggung Kekuasaan
Abdul Wahid dikenal sebagai sosok yang berangkat dari bawah. Ia lahir di Desa Belaras, Indragiri Hilir, Riau, pada 21 November 1980. Anak desa yang menimba ilmu di pesantren dan menapaki karier dari organisasi keagamaan, hingga akhirnya duduk di kursi tertinggi pemerintahan Riau.
Setelah lulus dari UIN Sultan Syarif Kasim, Wahid aktif di dunia politik lokal. Ia dikenal religius dan dekat dengan kalangan pesantren.
Namun, reputasi bersihnya mulai disorot dalam beberapa tahun terakhir seiring laporan dugaan penyimpangan anggaran di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.
Momentum KPK di Lampung
Sementara di sisi lain, para komisioner KPK dijadwalkan berkunjung ke Pemerintah Provinsi Lampung pada Rabu, 5 November 2025. Agenda yang sebelumnya disusun untuk memperkuat koordinasi pencegahan korupsi ini kini mendapat sorotan publik setelah OTT di Riau.
Kunjungan ke Lampung akan difokuskan pada evaluasi sistem pengendalian gratifikasi, pengawasan APBD, serta penguatan integritas pejabat daerah. Rencananya, tim KPK juga akan menggelar pertemuan tertutup dengan Gubernur Lampung dan para kepala dinas.
Sejumlah pihak menilai, langkah KPK datang ke daerah setelah OTT besar adalah strategi moral sekaligus peringatan dini. Pesannya sederhana: tidak ada wilayah yang terlalu jauh untuk dijangkau tangan hukum.
“OTT di Riau itu semacam alarm bagi kepala daerah lain,” ujar seorang pengamat antikorupsi di Lampung. “Kunjungan ke Lampung bisa dibaca sebagai sinyal agar daerah bersih-bersih sebelum terlambat.”
Dua hari setelah Abdul Wahid dibawa ke Jakarta, bayangan operasi senyap itu masih menyelimuti ruang-ruang kekuasaan di daerah lain. Di Lampung, kabarnya sejumlah pejabat kini mulai merapikan laporan dan dokumen anggaran.
Editor : Hengki Utama









