Kutukan Keras Dari Ketua PISPI Akibat Perbuatan Polisi Yang Menangkap Presiden Mahasiswa Di Bandara
Kompastuntas.com— Jakarta, kutukan keras dari Sekjen Perhimpunan Insinyur dan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Kamhar Lakumani dan juga sebagai Ketum ISMPI (2002-2004) akibat tindakan aparat Polda Metro Jaya yang secara sewenang-wenang menangkap Presiden BEM Fakultas Pertanian UNRI Khariq Anhar di Bandara Soekarno-Hatta, yang sebelumnya baru kelar menghadiri Musyawarah Nasional Ikatan Badan Eksekutif Mahasiswa Pertanian Indonesia (IBEMPI) di Kampus Universitas Padjajaran Bandung.
IBEMPI yang sebelumnya dikenal sebagai Ikatan Senat Mahasiwa Pertanian Indonesia (ISMPI) merupakan Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis (IOMS) yang menjadi wadah berhimpun seluruh organisasi tingkat fakultas pertanian se-Indonesia.
Adik-adik mahasiswa yang tergabung didalamnya adalah aktivis-aktivis yang yang memiliki idealisme, intelektualitas, kepedulian dan tanggung jawab sosial yang senantiasa menjaga marwah pergerakan mahasiswa sebagai agen pembaharu, agen perubahan, dan agen kontrol sosial.
Mereka adalah pemimpin-pemimpin di dunia kemahasiswaan yang menjadi salah satu sarana sumber penyemaian kepemimpinan bangsa.
Merespon penangkapan Polisi yang dilakukan terhadap Khariq, dalam situasi yang tengah memanas di berbagai daerah, apalagi kita semua masih dalam suasana duka akibat meninggalnya Affan driver OJOL yang dilindas Rantis pada demonstrasi tanggal 28 yang lalu, ini akan semakin memancing sentimen publik.
Dilakukannya cara-cara seperti ini, menjadi beralasan jika kemudian ada pihak-pihak yang berpandangan bahwa, ada indikasi polisi bekerja memperburuk image pemerintahan Presiden Prabowo yang akan dianggap anti kritik dan kontra demokrasi.
Padaha tidak demikian, Presiden Prabowo pada berbagai kesempatan menegaskan memberi ruang dan keterbukaan untuk kritik. Beliau adalah pribadi yang demokratis dan menjunjung tinggi kaidah demokrasi.
Oleh karena itu, kami mendesak Polda Metro Jaya untuk segera membebaskan Khariq serta mahasiswa-mahasiswa lainnya yang ditangkap pada saat melakukan aksi demonstrasi.
Kami menaruh harapan agar polisi menjadi institusi yang profesional yang mengayomi rakyat, loyalitasnya pada bangsa dan negara. Tidak memiliki tendensi politik atau ‘bermain politik’ sebagaimana selama ini publik menyebutnya sebagai ‘parcok’.
Editor : Hengki Utama