Ganjar Jationo Birokrat Mumpuni yang Sempat “Disingkirkan” , Tapi Kita Tetap Kritis Awas Beliau!
Ditulis oleh Sandi Fernanda
Generasi Milenial Peduli Akses Lampung (GEMPAL)
Kompastuntas.com—Kotabumi, ada yang menarik dari pelantikan pejabat eselon di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung beberapa waktu lalu. Bukan soal seremonialnya, tapi soal kembalinya nama Ganjar Jationo ke pos strategis Kepala Dinas Kominfo Lampung.
Langkah ini sontak disambut lega oleh banyak kalangan. Wartawan, aktivis, hingga birokrat internal tak bisa menutupi kekaguman. Bukan karena pelantikannya yang heboh, melainkan karena selama ini publik bertanya-tanya kenapa sosok sekompeten Ganjar justru sempat diasingkan dari jabatan strategis?
Ganjar bukan birokrat sembarangan. Kariernya panjang dan teruji mulai dari Pemkab Lampung Barat hingga dipercaya menangani berbagai posisi penting di Pemprov Lampung. Ia dikenal sebagai pejabat yang paham substansi, lugas, dan punya kemampuan komunikasi publik yang solid. Tapi ironisnya, justru ia sempat ‘diparkir’ di posisi yang nyaris tak terdengar.
“Ganjar itu tipikal “pekerja. “Cekatan”, “bersih”, komunikatif. Tapi dia malah disingkirkan, entah oleh siapa,” ujar seorang pejabat senior yang enggan disebutkan namanya.
Di balik pujian untuk Gubernur Rahmat Mirzani Djausal karena berani mengembalikan Ganjar ke posisi strategis, terselip catatan kenapa butuh waktu lama untuk mengoreksi kesalahan ini? Tapi media dan masyarakat tetap harus keritis dan mengawasi langkah beliau jika itu tidak baik tolong koreksi, disampaikan salah seorang Tokoh Pers Setempat
Bukan rahasia lagi, ada dinamika politik dan permainan kelompok kepentingan di balik rotasi pejabat di Pemprov Lampung. Mereka yang tidak sejalan atau dianggap tidak cukup “patuh” bisa dengan mudah digeser, tak peduli seberapa besar kapasitas dan kontribusinya.
Kini Ganjar kembali, tapi publik masih menyisakan pertanyaan apakah ini murni penilaian profesional, atau sekadar bagian dari kompromi politik menjelang kontestasi 2029?
Apa pun itu, kembalinya Ganjar Jationo ke Diskominfo diharapkan bukan hanya formalitas. Lampung butuh pejabat yang kerja nyata, bukan sekadar loyal tanpa kompetensi.
Dan bagi publik, pelajaran penting dari episode ini kadang yang terbaik justru disingkirkan. Tapi mereka yang benar, pada waktunya akan kembali jika publik cukup bersuara dan tanggapan. Ingat kita tetap awasi jangan karena kedekatan membuat terlena dengan “toleransi” semu.
Editor : Cholik Coy