Gabungan Tiga LSM Kembali Turun Ke Jakarta, Menyuarakan Keadilan

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 22 Agustus 2025 - 21:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gabungan Tiga LSM Kembali Turun Ke Jakarta, Menyuarakan Keadilan

 


Kompastuntas.com
—Bandar Lampung, Triga Lampung, gabungan tiga lembaga AKAR, PEMATANK, dan KRAMAT, resmi mengeluarkan maklumat keras. Mereka menegaskan akan kembali menggelar aksi besar-besaran di Jakarta pada 25–28 Agustus 2025. Aksi ini ditujukan langsung ke DPR RI, ATR/BPN, hingga Istana Negara untuk mendesak pemerintah segera mengeksekusi hasil rapat Komisi II DPR RI yang telah memutuskan ukur ulang seluruh HGU PT Sugar Group Companies (SGC) HGU yang dimiliki anak perusahaannya.

“Maklumat ini jelas, segera ukur ulang! Jangan biarkan hasil rapat hanya jadi kertas kosong. Pertanyaannya, apakah Presiden Prabowo benar-benar berpihak pada rakyat Lampung, atau Jakarta sudah dibeli oleh PT SGC?” tegas Indra Mustain, Ketua DPP Aliansi Komando Aksi Rakyat Lampung, saat memberikan pernyataan di kantor AKAR, Way Dadi, Bandar Lampung, jumat (22/8/25) bersama puluhan aktivis.

Romli, Ketua DPP PEMATANK, menambahkan bahwa aksi ini merupakan puncak dari kejengahan masyarakat Lampung. “Suara rakyat adalah suara Tuhan. Itu yang kami bawa ke Jakarta. Kami ingin keadilan ditegakkan, bukan hanya janji-janji kosong,” katanya. Senada dengan itu, Sudirman Dewa, Ketua DPP KRAMAT, menegaskan bahwa Triga Lampung akan terus konsisten. “Selama dua tahun ini kami menyuarakan persoalan PT. SGC. Kini waktunya rakyat Lampung terus hadir dan bersuara di jantung kekuasaan,” ujarnya.

Baca Juga :  Panglima TNI Ganti Letjen Kunto, Putra Try Sutrisno dari Pangkogabwilhan I

Persoalan SGC sendiri sudah lama menjadi luka terbuka bagi masyarakat. PT Indo Lampung Perkasa dituding mencaplok tanah adat Teladas, sementara PT Sweet Indo Lampung menguasai tanah masyarakat Bakung. Puluhan tahun masyarakat Teladas dan masyarakat Bakung terpinggirkan tanpa kompensasi yang jelas. Ketika HGU pertama kali diberikan pada 1990-an, sebagian tanah adat tak pernah mendapat ganti rugi. Bahkan ketika masa HGU berakhir dan perpanjangan dilakukan, masyarakat sama sekali tidak dilibatkan.

Banyak tanah adat dan tanah masyarakat yang tidak masuk dalam peta HGU, namun tetap dikuasai perusahaan. Konflik pun tak terelakkan. Berkali-kali benturan fisik antara aparat perusahaan dan warga pecah, memakan korban jiwa dan luka-luka. “Ini bukan sekadar soal tanah, tapi soal hak masyarakat yang dirampas,” kata Romli.

Baca Juga :  Abung Mamasa Siap Pimpin IJP Lampung

Selain soal agraria dan kemanusiaan, ada pula kerugian negara yang tidak sedikit. Pajak, sewa tanah, hingga PNBP dari PT SGC dan anak perusahaannya disebut tak jelas. Triliunan rupiah potensi penerimaan negara diduga dibiarkan begitu saja. “Kerugian negara nyata, tapi penegakan hukum seperti mati suri,” ungkap Sudirman Dewa.

Padahal, DPR RI Komisi II bersama ATR/BPN, Dirjen terkait, dan kantor pertanahan Tulang Bawang serta Lampung Tengah telah menyepakati langkah ukur ulang seluruh HGU PT.Sweet Indo Lampung, PT Indo Lampung Perkasa, PT. Gula Putih Mataram, yang dibawah naungan PT. SGC melalui rapat dengar pendapat.

Keputusan itu sah dan kuat secara konstitusi, tetapi hingga kini tidak ada tindak lanjut. Minggu berganti, bulan berlalu, pemerintah pusat belum juga mengeksekusi.

Triga Lampung menilai kebisuan negara adalah bentuk keberpihakan pada korporasi. Karena itu, aksi 25–28 Agustus di Jakarta akan menjadi ujian bagi Presiden Prabowo Subianto. Benarkah ia akan menegakkan keadilan untuk rakyat Lampung, atau justru tunduk pada kuasa perusahaan gula terbesar di Indonesia itu.

Editor : Hengki Utama

Berita Terkait

Aktivis Germasi Desak Kejagung “Jangan Lindungi Mafia Hutan!”
Pemred Club Protes Pencabutan Akses Jurnalis CNN di Istana
“Kapolda Lampung Diganti, Irjen Helmy Diparkir ke Itwasum”
Lampung Sambut Pengetatan Impor Etanol dan Singkong: Harapan Baru Petani, Ujian bagi Industri
Harga Patokan Ubi Kayu: Aturan Ada, Pengawasan Nihil
PGK Lampung: Tindakan BNNP dalam Menetapkan Status Pengurus HIPMI Adalah Bentuk Abuse of Power
Pengurus IKA UNTIRTA Lampung Resmi Dilantik, Fokus BLK, UMKM, dan Pengelolaan Sampah
Mantan Ketum KOHATI Dipukul Polisi, BADKO HMI Malut Ultimatum Kapolres Halsel
Berita ini 34 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 11:40 WIB

Aktivis Germasi Desak Kejagung “Jangan Lindungi Mafia Hutan!”

Senin, 29 September 2025 - 12:19 WIB

Pemred Club Protes Pencabutan Akses Jurnalis CNN di Istana

Jumat, 26 September 2025 - 11:22 WIB

“Kapolda Lampung Diganti, Irjen Helmy Diparkir ke Itwasum”

Minggu, 21 September 2025 - 07:50 WIB

Lampung Sambut Pengetatan Impor Etanol dan Singkong: Harapan Baru Petani, Ujian bagi Industri

Rabu, 10 September 2025 - 16:33 WIB

Harga Patokan Ubi Kayu: Aturan Ada, Pengawasan Nihil

Berita Terbaru

Uncategorized

Harganas 2025, Lampung Teguhkan Komitmen Bangun Keluarga Berkualitas

Selasa, 4 Nov 2025 - 16:52 WIB