Kompastuntas.com— Gedung Meneng, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) bakal membentuk Tim Khusus dari Rektorat untuk mencari fakta, Pasca meninggalnya salah satu mahasiswa bernama Pratama Wijaya Kusuma saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) Organisasi Kemahasiswaan Pecinta Alam.
Pasalnya, beberapa hari lalu ratusan mahasiswa FEB Unila itu melakukan unjuk rasa sebagai rasa solidaritas atas kematian kawannya yang diduga mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh senior di Kaki Gunung Betung, Pesawaran Lampung pada 10-14 November 2024 lalu.
Dekan Fakultas Ekonomi Unila Prof. DR. Nairobi mengatakan, jika pihak Fakultas sebelumnya sudah melakukan investigasi, dengan menemui orang tua korban.
“Tentang meninggal dunia mahasiswa bernama Pratama Wijaya Kusuma sangat simpangsiur, maka pihak fakultas melakukan investigasi turun ke rumah orang tua korban atas perintah saya selaku dekan,” kata Nairobi kepada media Kompastuntas.com, Minggu (01/05).
Namun Sayangnya, saat itu pertemuan antara Pembantu Dekan Tiga (PD III) dengan orang tua korban, pihak Dekanat tidak ditunjukkan surat keterangan penyakit yang di alami korban.
“Dalam penjelasan orang tua Pratama (Alm) menerangkan penyebab kematiannya adalah akibat tumor yang diderita. Sayangnya, pihak FEB Unila pada saat pulang tidak diberikan atau ditunjukan surat keterangan dari dokter atau lurah setempat tentang penyebab kematian Pratama,” ucapnya
Sehingga, aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa FEB Unila itu, menurut dia, wajar saja ketika rekan almarhum minta penjelasan detail penyebab kematian Pratama.
“Jadi sangat wajar jika mahasiswa melakukan unjuk rasa terkait belum terangnya penyebab kematian rekan seangkatan Pratama (alm). Sebenarnya pihak keluarga tidak akan melakukan upaya-upaya hukum untuk kejadian yang viral ini. Karena kejadian meninggalnya Pratama terjadi bulan April 2025 yang lalu sehingga ada jarak sekitar 5 bulan setelah peristiwa diksar dengan wafatnya Pratama karena operasi tumor otak ,” ungkapnya.
Untuk itu, kata dia, Dekan FEB juga saat ini akan membentuk Tim Khusus dari Rektorat untuk menginvestigasi dan mencari fakta sebenarnya yang terjadi terkait kematian Pratama.
Apapun hasilnya kami pihak fakultas akan menerima dan kami berharap dengan penjelasan ini serta nanti hasil tim investigasi Unila semakin menguatkan keterangan yang sebelumnya kami terima dari PD III FEB,” ucapnya
Selain itu, sambung dia, hasil dari tim Khusus Investigasi ini juga mampu dijadikan alat bukti yang kuat, Jika Almarhum meninggal bukan karena Penganiayaan.
“Dapat dijadikan alat bukti yang cukup untuk menyatakan dia bukan akibat penganiayaan atau kelalaian dari pihak mahasiswa atau mahasiswa pencinta Alam yang ada di FEB Unila, ” tandasnya. (Gung)
Penulis : Agung
Editor : Hengki Utama