Akademisi Unila Angkat Bicara Soal Polemik Seleksi Sekda Lampung Tengah
Kompastuntas.com— Bandar Lampung, proses jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lampung Tengah kembali memicu kontroversi. Sorotan publik mengarah pada mencuatnya nama Welly Adiwantra, adik ipar Bupati Ardito Wijaya, sebagai kandidat terkuat. Dugaan skenario politik yang disiapkan untuk mengamankan kursi Sekda bagi kerabat bupati pun menyeruak, apalagi ditambah rekam jejak Welly saat menjabat Kepala BKPSDM Kota Metro yang pernah disebut dalam kasus penerimaan tenaga honorer tahun 2024.
Menanggapi isu yang berkembang, Dr. Dedi Hermawan, S.Sos., M.Si., akademisi Universitas Lampung sekaligus Pengamat Kebijakan Publik, angkat bicara. Ia menyoroti pentingnya komitmen kepala daerah terhadap prinsip meritokrasi dalam pengisian jabatan birokrasi strategis.
“Paradigma manajemen kepegawaian di era terbitnya UU ASN hingga revisi yang terbaru adalah paradigma merit system, di mana pengembangan karir ASN didasarkan pada kompetensi, kualifikasi, kinerja dan juga integritas,” tegas Dedi Hermawan.
Ia menekankan bahwa kepala daerah, termasuk di Kabupaten Lampung Tengah, semestinya melaksanakan perintah UU ASN beserta peraturan pelaksanaannya secara maksimal. Baginya, pelaksanaan merit system secara konsisten akan menghadirkan atmosfer sehat dalam tubuh birokrasi dan menjadi fondasi tata kelola pemerintahan yang bersih.
“Praktik-praktik lama birokrasi tradisional harus ditinggalkan secara progresif, seperti politik balas budi, budaya kekeluargaan, dan penyimpangan lainnya,” lanjutnya.
Dedi Hermawan menyatakan bahwa merit system akan membawa dampak besar terhadap kinerja birokrasi, kemajuan pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat. Bagi kepala daerah, sistem ini juga akan mempercepat pencapaian visi dan misi yang dijanjikan kepada publik.
“Pelaksanaan merit system akan sangat membantu pencapaian visi dan misi kepala daerah dalam menunaikan janji politiknya. Dan dalam waktu dekat bisa dimulai dengan melaksanakan seleksi terbuka (selter) Sekda dengan berpegangan pada merit system,” ujarnya.
Ia menegaskan, seleksi terbuka jabatan Sekda harus dilaksanakan secara kompetitif agar menghasilkan figur yang benar-benar mampu mengawal seluruh program kerja bupati terpilih.
Nama Welly Adiwantra menjadi sorotan, tidak hanya karena relasi kekerabatan dengan bupati, tetapi juga karena catatan masa lalu yang belum tuntas dari ingatan publik. Aktivis Pemuda Lampung, Rosim Nyerupa, termasuk yang bersuara lantang mengkritik dugaan skenario politik dinasti yang tengah berlangsung dalam proses ini.
Fenomena ini menjadi catatan penting bagi publik dan pengambil kebijakan: Apakah Lampung Tengah bersedia mengambil langkah berani menegakkan meritokrasi, atau justru kembali tenggelam dalam arus politik keluarga ?
Editor : Hengki Utama