Menghidupkan Laboratorium Upaya UIN Raden Intan Lampung Tingkatkan Kompetensi Dosen Kimia Lewat AAS
Kompastuntas.com—Bandar Lampung, di sebuah ruangan laboratorium di sudut Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Intan Lampung, layar instrumen Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) menyala terang. Beberapa dosen Program Studi Kimia terlihat serius menyimak, sesekali mencatat, ketika Ani Umoro dari PT Vanadia Utama menjelaskan mekanisme kerja alat pendeteksi kadar logam ini. Di sinilah, kampus ini tengah menyiapkan lompatan baru dalam penguasaan instrumen kimia modern.
Selama empat hari, 5–8 Agustus 2025, para dosen mengikuti pelatihan bertajuk “Peningkatan Kompetensi Analisis Kimia: Pemanfaatan AAS secara Efektif dan Akurat.” Bukan sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini menjadi simbol komitmen fakultas untuk keluar dari zona nyaman mendorong sivitas akademika melek instrumen, bukan hanya teori.
“Kami tidak ingin laboratorium hanya jadi ornamen. Ini saatnya dosen turun tangan, menghidupkan riset dari meja praktik, bukan hanya dari buku,” ujar Prof. Andi Thahir, M.Ed.D, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, dalam sambutan pembukaan. Ia menyebut pelatihan semacam ini sebagai tulang punggung pembaruan kurikulum berbasis kebutuhan zaman.
Pelatihan ini memang dirancang bukan sekadar menambah pengetahuan, tapi membongkar kebiasaan lama. Ani Umoro, pemateri dari dunia industri, datang membawa pendekatan langsung dari lapangan. Ia tak hanya memaparkan prinsip kerja AAS, tapi juga mengajak peserta membuka mesin, mengamati nyala api, hingga mengatasi kemungkinan gangguan teknis saat alat beroperasi.
“Kita bicara alat sensitif yang harus dipahami betul dari hulu ke hilir. Salah kalibrasi, data bisa meleset. Tapi di tangan yang terampil, AAS bisa membuka banyak pintu riset dan solusi lingkungan,” kata Ani kepada para peserta.
Ketua Prodi Kimia, Dr. Mujib, M.Pd, menyebut pelatihan ini bagian dari strategi jangka panjang. Ia ingin para dosen tak lagi canggung saat membimbing mahasiswa mengoperasikan instrumen. Menurutnya, riset kimia hari ini tak bisa dilepaskan dari kehadiran alat analisis modern.
“Kami sedang membangun ekosistem riset yang bertumpu pada instrumen. AAS ini baru langkah awal,” ujar Mujib. Ia menargetkan tahun depan prodi menggandeng lebih banyak mitra industri untuk pembaruan teknologi laboratorium.
Materi pelatihan meliputi empat pilar utama yaitu: teori dasar dan pengenalan instrumen, praktik pengoperasian, pengolahan data, serta troubleshooting dan perawatan alat. Dari semua itu, bagian paling menyita perhatian adalah praktik langsung saat peserta mencoba menyamakan parameter kadar logam dalam sampel air.
Meski diselimuti nuansa akademik, pelatihan ini memberi sinyal kuat laboratorium di perguruan tinggi keagamaan tak boleh tertinggal. Dunia kerja dan riset menuntut ketepatan, dan itu hanya bisa dijawab oleh dosen yang tak hanya paham teori, tapi juga piawai memegang alat.
Tak hanya untuk peningkatan kompetensi individu, kegiatan ini juga menjadi pintu masuk kerja sama antara Prodi Kimia dan PT Vanadia Utama. Ke depan, kolaborasi ini akan diarahkan pada pengembangan laboratorium terpadu, pelatihan lanjutan, hingga riset bersama.
“Ini bukan akhir, tapi awal dari proses panjang profesionalisasi dosen dalam bidang instrumen,” kata Prof. Andi menutup pelatihan hari pertama.
Laboratorium, bagi kampus ini, bukan lagi ruang sunyi berisi alat-alat mahal yang jarang disentuh. Melalui pelatihan ini, mereka menghidupkan kembali denyut riset dari ruang praktik dan menyiapkan generasi baru akademisi yang tak hanya mengajar, tapi juga meneliti dengan presisi.
Editor : Hengki Utama