Audit Akademik di STIES Alifa Pringsewu BAN-PT Turunkan Dua Asesor Senior
Kompastuntas.com— PRINGSEWU, Suasana akademik di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES) Alifa Pringsewu tampak berbeda sejak 20 Juni 2025. Dua asesor nasional dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Dr. Iskandar Ritonga dan Prof. Dr. Imam Yahya, hadir di kampus swasta tersebut dalam rangka pelaksanaan asesmen lapangan akreditasi institusi yang dijadwalkan berlangsung hingga 22 Juni 2025.
Kedatangan mereka bukanlah kunjungan biasa. Keduanya membawa mandat untuk melakukan verifikasi langsung terhadap berbagai aspek kelembagaan STIES Alifa mulai dari mutu tata kelola, kurikulum, kompetensi dosen, hingga kepatuhan terhadap standar nasional pendidikan tinggi.
Dalam proses asesmen, pendekatan yang digunakan tak hanya administratif, tapi juga substantif. Menurut sumber media di lapangan, Dr. Iskandar Ritonga secara spesifik menyoroti manajemen internal kampus dan budaya mutu akademik, sementara Prof. Dr. Imam Yahya lebih fokus pada keselarasan visi institusi dengan pencapaian tridharma perguruan tinggi.
“BAN-PT saat ini tidak hanya menilai kelengkapan dokumen, tapi juga mengukur daya hidup institusi pendidikan tinggi secara real dan terukur,” ujar salah satu pejabat kampus yang enggan disebut namanya.
Diketahui, STIES Alifa Pringsewu merupakan salah satu kampus berbasis ekonomi syariah yang tumbuh pesat di wilayah Lampung. Namun, tantangan utama mereka adalah memperkuat rekam jejak akademik di tengah persaingan ketat perguruan tinggi swasta dan tuntutan penjaminan mutu nasional.
Asesmen ini menjadi penentu penting dalam penilaian akreditasi institusi yang berdampak langsung terhadap legitimasi, kepercayaan publik, hingga daya saing lulusan di dunia kerja. BAN-PT sendiri kini menerapkan sistem akreditasi berbasis instrumen Mutu Internal dan Kinerja Eksternal yang lebih menekankan aspek keberlanjutan institusi dan rekam jejak inovasi.
Menanggapi asesmen tersebut, pimpinan STIES Alifa menyatakan optimisme. “Kami telah mempersiapkan segala hal secara matang, mulai dari dokumen LKPT hingga bukti fisik implementasi program kerja. Kami yakin institusi kami layak mendapat penilaian terbaik,” kata Ketua STIES Alifa dalam konferensi pers terbatas.
Namun, asesmen BAN-PT bukan sekadar ritual administratif. Ia merupakan cermin, bahkan kadang kritik akademik terselubung terhadap cara kampus mengelola dirinya sendiri. Jika hasilnya memuaskan, maka itu menjadi legitimasi ilmiah. Tapi jika tidak, itu menjadi peringatan dini agar perguruan tinggi tidak sekadar hidup, tapi juga bertumbuh secara bermakna.
Editor : Hengki Utama