Sejumlah Pejabat Teknis di Dinas BMBK Lampung Tak Sesuai Keahlian

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 5 Agustus 2025 - 20:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah Pejabat Teknis di Dinas BMBK Lampung Tak Sesuai Keahlian

 

 

Kompastuntas.com— Bandar Lampung, sejumlah jabatan strategis di lingkungan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung diisi oleh pejabat yang latar belakang pendidikannya tidak sepenuhnya sejalan dengan bidang teknis yang mereka emban. Padahal, penempatan posisi di instansi teknis semestinya berpijak pada keahlian sesuai amanat undang-undang.

Dari data yang dihimpun, setidaknya ada beberapa nama pejabat eselon III yang kini menempati posisi penting di bidang pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan, jembatan, konstruksi, hingga laboratorium bahan. Sebagian besar memang berasal dari rumpun teknik sipil. Namun, tidak semuanya.

Contohnya, Novi Humara yang kini menjabat sebagai Kepala UPTD Wilayah II diketahui memiliki latar belakang pendidikan Teknologi Industri untuk jenjang S1 dan Ilmu Hukum untuk S2. Begitu pula Roan Kurniawan, Kepala UPTD Wilayah VI, yang berlatar belakang Teknik Lingkungan dan Ilmu Lingkungan—bidang yang berbeda dari konstruksi jalan dan jembatan.

Berikut daftar pejabat struktural Dinas BMBK Lampung beserta latar belakang pendidikannya:

1. Tri Susilowati, S.T., M.T. Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Teknik Sipil – Univ. Saburai Teknik Sipil – UBL

2. Ir. Asep Wirakarsa, S.T., M.T. Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Teknik Lingkungan – Univ. Malahayati Teknik Sipil – UBL

Baca Juga :  Dihadapan Gubernur Mirza, Parosil Mendadak Amnesia

3. Yudi Aryanto, S.T., M.T. Kepala Bidang Bina Konstruksi Teknik Sipil – UBL Teknik Sipil – UBL

4. M. Abdillah Sjahru, S.T., M.T. Kepala Bidang Bina Program Teknik Sipil – UBL Teknik Sipil – UBL

5. Ahmad Barden Mogni, S.T., M.T. Kepala UPTD Wilayah I Teknik Sipil – Univ. Saburai Teknik Sipil – UBL
6 Novi Humara, S.T., M.T. Kepala UPTD Wilayah II Teknologi Industri – UII Ilmu Hukum – UBL.

7. Joelian Umar, S.T., M.T. Kepala UPTD Wilayah III Teknik Sipil – UBL Teknik Sipil – UBL
8. Serpiyanto, S.T., M.T. Kepala UPTD Wilayah IV Teknik Sipil – Institut Teknologi Indonesia Teknik Sipil – UBL.

9. Afrisol Putra, S.T., M.T. Kepala UPTD Wilayah V Teknik Sipil – Univ. Katolik Parahyangan Magister Teknik Sipil – UKP

10. Roan Kurniawan, S.T., M.Si. Kepala UPTD Wilayah VI Teknik Lingkungan – STTL Ilmu Lingkungan – UGM
11. Donny Chalia Darsa, S.T., M.T. Kepala UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Sipil – Unila Magister Teknik – Undip

Jabatan Teknis Tak Boleh Sembarangan

Penempatan pejabat dalam jabatan struktural teknis bukan hanya soal manajemen birokrasi. Ada aturan hukum yang secara tegas mengikat. Setidaknya ada empat regulasi yang menjadi rujukan:

Baca Juga :  Kaki Minta APH Periksa Anggaran Biro Kesra Lampung Yang Bocor

1. UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
Pasal 69 dan 70 menegaskan bahwa pengangkatan jabatan harus mempertimbangkan kualifikasi, kompetensi, dan kebutuhan organisasi.
2. PP No. 11 Tahun 2017 jo. PP No. 17 Tahun 2020
Pasal 54 ayat (1) dan (3) menyatakan bahwa jabatan administrasi hanya bisa diisi oleh ASN yang kompeten dan memiliki kualifikasi pendidikan sesuai bidang tugas.
3. PermenPAN-RB No. 13 Tahun 2014
Menyebut bahwa jabatan pimpinan tinggi dan struktural lainnya harus mengacu pada keahlian dan latar belakang pendidikan teknis yang relevan.
4. Permendagri No. 108 Tahun 2017
Mengatur bahwa jabatan teknis seperti pembangunan jalan, jembatan, dan konstruksi harus diisi oleh lulusan teknik sipil atau bidang serumpun.

Risiko Pelanggaran Merit Sistem

Penempatan pejabat yang tidak sesuai keahlian berisiko menabrak prinsip merit sistem, yakni sistem rekrutmen dan promosi ASN berdasarkan kompetensi, bukan koneksi atau kompromi politik. Imbasnya tidak main-main:
• Kualitas pelayanan publik bisa menurun.
• Potensi temuan dalam audit aparatur meningkat.
• Sanksi administratif hingga mutasi jabatan bisa dijatuhkan.

Dalam konteks birokrasi teknis seperti Dinas BMBK, akurasi keahlian adalah syarat mutlak. Menempatkan pejabat tanpa dasar kompetensi ibarat mempercayakan pembangunan jembatan pada ahli biologi terkesan absurd, tapi faktanya sedang terjadi.

Editor : Hengki Utama

Berita Terkait

Efisiensi Bukan Alasan Mati Gaya di Lampung Fest 2025
Bongkar Total BMBK Lampung, 29 Kursi Digoyang, Jalan Baru Dan Terang Taufiqullah Dimulai
Dua Buku Karya Sekdaprov Lampung Hadir di Perpustakaan JDIH, Dorong ASN Berintegritas dan Gemar Membaca
Eva Dwiana Kocok Ulang Pejabat, Tujuh Kursi Strategis di Pemkot Bandar Lampung Bergeser
“Pertanyaan Kritis Bikin Panik, Istana Minta Maaf”
“Bantuan Rp60 Miliar untuk Kejati, Akademisi Unila Ingatkan: Kritik Warga Itu Kontrol, Bukan Musuh”
Pemkot Balam, Anggarakan 60 M Untuk Kejati Lampung di Tengah Ancaman Air Lindi TPA Bakung
Sekdaprov Lampung Sambangi Keluarga Korban Pohon Tumbang, Warga Diminta Waspada
Berita ini 48 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 07:42 WIB

Efisiensi Bukan Alasan Mati Gaya di Lampung Fest 2025

Jumat, 10 Oktober 2025 - 21:00 WIB

Bongkar Total BMBK Lampung, 29 Kursi Digoyang, Jalan Baru Dan Terang Taufiqullah Dimulai

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:14 WIB

Dua Buku Karya Sekdaprov Lampung Hadir di Perpustakaan JDIH, Dorong ASN Berintegritas dan Gemar Membaca

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:00 WIB

Eva Dwiana Kocok Ulang Pejabat, Tujuh Kursi Strategis di Pemkot Bandar Lampung Bergeser

Selasa, 30 September 2025 - 08:21 WIB

“Pertanyaan Kritis Bikin Panik, Istana Minta Maaf”

Berita Terbaru

Uncategorized

Harganas 2025, Lampung Teguhkan Komitmen Bangun Keluarga Berkualitas

Selasa, 4 Nov 2025 - 16:52 WIB