Jangan Sebut Aku Anak Kecil, Paman: Namaku Marindo Kurniawan

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 15 Juni 2025 - 20:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jangan Sebut Aku Anak Kecil, Paman: Namaku Marindo Kurniawan

Oleh: Sandi Fernanda, Generasi Milenial Peduli Akses Lampung (GEMPAL)

 

Kompastuntas.com— Kota Bumi, Lampung sedang mengubah wajahnya.
Dan perubahan itu tidak lagi bersumber dari nama-nama tua dengan segudang pangkat yang diwarisi, tapi dari keberanian generasi muda yang membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk mengemban tanggung jawab strategis.

Beberapa hari terakhir, jagat birokrasi Lampung kembali berguncang oleh kabar penunjukan sosok muda yaitu Dr. (Hc.) Hi. Marindo Kurniawan, S.T., M.M. sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Lampung. Jika pelantikan ini benar-benar terjadi dalam waktu dekat, maka inilah momentum baru bagi tata kelola birokrasi Lampung yang tak hanya lebih segar, tapi juga lebih berani.

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal seperti sedang menulis narasi baru tentang regenerasi.
Setelah sebelumnya menunjuk wakil muda, mengawal ketua DPRD dari generasi milenial, kini posisi sekda sebagai jantung administrasi pemerintahan akan dipercayakan pada sosok yang belum genap setengah abad usianya. Bukan karena usia muda itu tren, tetapi karena kualitas itu nyata.


“Jangan sebut aku anak kecil, Paman. Namaku Marindo Kurniawan.”
Kalimat ini mungkin terdengar akrab, dipinjam dari serial anak-anak berjudul Shiva, yang disukai generasi penonton cilik. Tapi justru di situlah letak kekuatannya sebuah pernyataan yang menggambarkan bahwa usia muda tak identik dengan ketidakmampuan. Bahwa semangat bisa jauh lebih penting dari senioritas. Bahwa kerja cerdas dan bersih bisa mengalahkan pengalaman yang hanya dibungkus rutinitas.

Marindo bukan pemuda sembarangan.
Ia pernah dipercaya menjadi Penjabat Bupati Pringsewu. Ia doktor ekonomi, lulusan terbaik dari Universitas Lampung. Ia pernah memimpin Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan di bawah tangannya, Provinsi Lampung mencatatkan opini WTP secara konsisten. Tidak hanya itu, saat keuangan daerah seperti nyawa yang megap-megap, Marindo justru tampil sebagai operator yang tenang, menjalankan strategi untuk menyelesaikan beban defisit yang ditinggalkan masa lalu.

Baca Juga :  Lulus Lewat Jalur Prestasi, Bukan Zonasi Marindo Kurniawan dan PPDB Ala Pemerintahan Baru

Ini bukan klaim semata. Dalam pesan singkatnya, ia menegaskan bahwa tugasnya sebagai Kepala BPKAD adalah bekerja maksimal agar target Gubernur di akhir 2025, Lampung bebas dari defisit bisa tercapai. Di tengah sorotan dan tekanan, ia memilih kerja nyata. Tidak banyak bicara, tidak sibuk pencitraan.

Dan yang terpenting, ia tidak tampil dengan pongah.

Dalam tradisi birokrasi yang sarat feodalisme, Marindo hadir sebagai anomali: muda, kompeten, dan tanpa beban warisan politik. Ia bukan orang yang menumpang popularitas, melainkan membangun kredibilitas dari hasil kerja. Ini penting dicatat. Sebab jabatan strategis bukanlah panggung bagi pemula yang doyan gaya, melainkan ruang bagi mereka yang paham substansi.

Baca Juga :  Gempuran Pemprov Lampung ke Tambang Ilegal: Bukan Sekadar Segel, Ini Tanda Perang Terbuka

Gubernur Mirza patut diapresiasi.
Ia tidak tergesa-gesa dalam menentukan sekda. Proses seleksi berjalan panjang, dan hasilnya bukan kompromi politik, tapi pilihan strategis. Di tengah tuntutan publik yang semakin sadar, langkah ini adalah pertaruhan integritas dan arah baru dalam tata kelola pemerintahan di Lampung.

Kini kita menunggu, apakah Marindo mampu membuktikan bahwa jabatan bukan sekadar pelantikan dan seremoni, melainkan kerja panjang yang akan dinilai oleh rakyat, bukan oleh segelintir elite.

Dan bila ia berhasil, maka generasi muda di Lampung akan punya satu lagi alasan untuk percaya,
Bahwa perubahan bukan mitos. Bahwa yang muda bukan hanya bisa berkarya tapi juga bisa dipercaya.

Sebab di era baru ini, jabatan bukan lagi soal siapa yang paling tua. Tapi siapa yang paling siap.

Tulisan ini bukan puja-puji kosong. Ini adalah seruan, jika yang muda diberi kesempatan, maka biarkan ia membuktikan kemampuannya. Jika gagal, evaluasi. Jika berhasil, lanjutkan. Dan kalau bisa, jangan sebut dia anak kecil, Paman. Namanya Marindo Kurniawan.

Editor : Hengki Utama

Berita Terkait

Efisiensi Bukan Alasan Mati Gaya di Lampung Fest 2025
Bongkar Total BMBK Lampung, 29 Kursi Digoyang, Jalan Baru Dan Terang Taufiqullah Dimulai
Dua Buku Karya Sekdaprov Lampung Hadir di Perpustakaan JDIH, Dorong ASN Berintegritas dan Gemar Membaca
Eva Dwiana Kocok Ulang Pejabat, Tujuh Kursi Strategis di Pemkot Bandar Lampung Bergeser
“Pertanyaan Kritis Bikin Panik, Istana Minta Maaf”
“Bantuan Rp60 Miliar untuk Kejati, Akademisi Unila Ingatkan: Kritik Warga Itu Kontrol, Bukan Musuh”
Pemkot Balam, Anggarakan 60 M Untuk Kejati Lampung di Tengah Ancaman Air Lindi TPA Bakung
Sekdaprov Lampung Sambangi Keluarga Korban Pohon Tumbang, Warga Diminta Waspada
Berita ini 266 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 07:42 WIB

Efisiensi Bukan Alasan Mati Gaya di Lampung Fest 2025

Jumat, 10 Oktober 2025 - 21:00 WIB

Bongkar Total BMBK Lampung, 29 Kursi Digoyang, Jalan Baru Dan Terang Taufiqullah Dimulai

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:14 WIB

Dua Buku Karya Sekdaprov Lampung Hadir di Perpustakaan JDIH, Dorong ASN Berintegritas dan Gemar Membaca

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:00 WIB

Eva Dwiana Kocok Ulang Pejabat, Tujuh Kursi Strategis di Pemkot Bandar Lampung Bergeser

Selasa, 30 September 2025 - 08:21 WIB

“Pertanyaan Kritis Bikin Panik, Istana Minta Maaf”

Berita Terbaru

Uncategorized

Harganas 2025, Lampung Teguhkan Komitmen Bangun Keluarga Berkualitas

Selasa, 4 Nov 2025 - 16:52 WIB