Potret Buram Pendidikan di Pulau Tabuan: Guru SMK Dibayar Rp150 Ribu, Sementara Tanggamus Punya 556 Guru SMK

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 13 September 2025 - 20:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potret Buram Pendidikan di Pulau Tabuan: Guru SMK Dibayar Rp150 Ribu, Sementara Tanggamus Punya 556 Guru SMK

Kompastuntas.com—Tanggamus, Kedatangan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Lampung, Thomas Amirico, ke SMKN Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak, Jumat (12/9/2025), meninggalkan jejak keprihatinan yang dalam. Apa yang ia temukan di sekolah menengah kejuruan negeri yang baru berdiri sejak Juli 2024 itu nyaris di luar nalar: seluruh tenaga pendidik berstatus honorer dengan bayaran hanya Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per bulan.

“Saya satu-satunya PNS. Sepuluh guru lain di sini semuanya honorer. Bahkan ada yang belum masuk Dapodik karena terkendala sinyal,” ujar Kepala SMKN Pulau Tabuan, M. Ruzabari, blak-blakan di hadapan Kadisdikbud.

Fakta itu sontak membuat Thomas Amirico terdiam. Wajahnya mengernyit, lalu memandang deretan pendidik di depannya dengan sorot mata sendu. “Honor Rp100 ribu–Rp150 ribu per bulan untuk guru? Ini kondisi yang sangat memprihatinkan,” ungkap Thomas kemudian.

Sekolah Tanpa BOS, Hidup dari Swadaya

Sejak berdiri, SMKN Pulau Tabuan dengan 50 siswa belum pernah menerima kucuran Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Untuk menutup kebutuhan operasional, sekolah bergantung pada swadaya masyarakat dan bantuan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Bahkan pembayaran honor beberapa bulan terakhir ditopang oleh Kepala Cabang Dinas (Kacabdin).

“Bayar listrik, beli kebutuhan sekolah, semua dari swadaya. BOS tidak ada,” kata Ruzabari.

Situasi ini memperlihatkan jurang lebar antara kebijakan pendidikan di atas kertas dan realitas di lapangan, terutama di daerah 3T (Terluar, Terjauh, Tertinggal) seperti Pulau Tabuan.

Baca Juga :  Harga Patokan Ubi Kayu: Aturan Ada, Pengawasan Nihil

Kontras dengan Data BPS

Ironisnya, data resmi BPS menunjukkan Tanggamus tidak kekurangan sumber daya pendidikan menengah kejuruan. Pada tahun ajaran 2021/2022, Kabupaten Tanggamus tercatat memiliki 26 SMK dengan total 8.130 siswa dan 556 guru.

Namun data ini tidak membedakan berapa yang berstatus PNS dan berapa honorer. Kekosongan data itu justru menggarisbawahi lemahnya transparansi tenaga pendidik di tingkat daerah.

Jika dibandingkan, kondisi SMKN Pulau Tabuan yang hanya memiliki satu guru PNS sementara sepuluh lainnya honorer bergaji setara uang transport harian, jelas menunjukkan ketimpangan. Guru di sekolah negeri yang seharusnya mendapat perlindungan negara, justru berada di posisi paling rentan.

Baca Juga :  DPD KNPI Kota Bandar Lampung Jalin Sinergi dengan UBL, Bahas Pengembangan Potensi Pemuda

Solusi Setengah Hati?

Merespons temuan ini, Thomas Amirico berjanji akan mengupayakan agar guru di SMKN Pulau Tabuan bisa masuk dalam program Lampung Mengajar sehingga memperoleh tambahan insentif. Ia juga mendorong adanya kolaborasi lintas jenjang pendidikan di Pulau Tabuan mulai dari SD hingga SMP agar angka anak tidak sekolah (ATS) bisa ditekan dan lulusan SMP diarahkan melanjutkan ke SMK.

Namun janji program insentif belum menyentuh akar persoalan: minimnya kepastian status dan jaminan kesejahteraan guru honorer.

Alarm bagi Pemerintah Daerah

Kisah Pulau Tabuan menjadi potret buram wajah pendidikan di daerah-daerah 3T Lampung. Di atas kertas, Tanggamus punya ratusan guru SMK, tapi di lapangan, ada sekolah negeri yang sepenuhnya bergantung pada pengorbanan honorer dengan honor di bawah upah buruh harian lepas.

Jika pemerintah provinsi dan kabupaten tidak segera menutup jurang ketidakadilan ini, maka jargon pemerataan pendidikan hanya akan tinggal slogan.

“Harus lahir dari Pulau Tabuan ini anak-anak yang sukses nantinya. Tapi bagaimana itu bisa terwujud kalau gurunya sendiri harus hidup dengan honor Rp100 ribu per bulan?”

Editor : Hengki Utama

Berita Terkait

Selamat, 149 Sarjana Baru Fakultas Pertanian Unila Siap Berkontribusi Untuk Negri
Menag Resmikan Dua Fakultas Baru UIN RIL, Antara Ambisi dan Tantangan
Penguatan Literasi di Tubaba, Thomas Americo Ingatkan Guru Bangun Nalar Kritis Siswa
Lima Dosen UIN Raden Intan Tembus Forum Akademik Dunia
Kutukan Keras Dari Ketua PISPI Akibat Perbuatan Polisi Yang Menangkap Presiden Mahasiswa Di Bandara
Sambut Mahasiswa Baru, Prodi Kimia Gelar PBAK 2025 Penuh Semangat Kekeluargaan
Fakultas Sains dan Teknologi Gelar PBAK 2025: Merajut Cinta, Merawat Semesta
Komisi IV DPRD Bandar Lampung Dorong Transparansi Dana BOS Lewat Website Sekolah
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 18 September 2025 - 14:27 WIB

Selamat, 149 Sarjana Baru Fakultas Pertanian Unila Siap Berkontribusi Untuk Negri

Sabtu, 13 September 2025 - 09:58 WIB

Menag Resmikan Dua Fakultas Baru UIN RIL, Antara Ambisi dan Tantangan

Kamis, 11 September 2025 - 20:36 WIB

Penguatan Literasi di Tubaba, Thomas Americo Ingatkan Guru Bangun Nalar Kritis Siswa

Rabu, 3 September 2025 - 22:09 WIB

Lima Dosen UIN Raden Intan Tembus Forum Akademik Dunia

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 13:42 WIB

Kutukan Keras Dari Ketua PISPI Akibat Perbuatan Polisi Yang Menangkap Presiden Mahasiswa Di Bandara

Berita Terbaru