Perang India-Pakistan 4 Pekan Tembus Rp8.260 Triliun: India Tekor, Pakistan Nyaris Lumpuh

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 14 Mei 2025 - 14:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perang India-Pakistan 4 Pekan Tembus Rp8.260 Triliun: India Tekor, Pakistan Nyaris Lumpuh

 

Kompastuntas.com – ISLAMABAD.
Konflik bersenjata antara India dan Pakistan yang telah berlangsung selama empat pekan kini menciptakan dampak ekonomi yang mencengangkan: total biaya perang mencapai lebih dari USD500 miliar atau sekitar Rp8.260 triliun. Angka ini tak hanya mencerminkan biaya militer langsung, tetapi juga kerugian ekonomi jangka pendek dan jangka panjang yang bisa mengguncang stabilitas kedua negara.

Biaya Perang: India Boros, Pakistan Tercekik

Dari sisi militer, India menanggung beban paling berat. Dalam sehari, Angkatan Udara India (IAF) meluncurkan sekitar 100 serangan mendadak menggunakan jet tempur Rafale, Su-30MKI, Mirage 2000, dan Tejas. Biaya operasional dan bahan bakar untuk satu sortie saja diperkirakan mencapai USD80.000, belum termasuk penggunaan amunisi berpemandu presisi (PGM) yang harganya berkisar antara USD100.000 hingga USD1,1 juta per unit. Selama empat pekan, total biaya serangan udara India diperkirakan menyentuh angka USD6 miliar.

India juga mengerahkan sekitar 30 UAV (drone) setiap hari, termasuk Harop dan drone ISR seperti Heron dan Searcher. Biaya operasional harian mencapai USD100 juta, atau total USD3 miliar dalam sebulan.

Baca Juga :  Mulai 1 Juni 2025, SIM Indonesia Berlaku di 8 Negara

Penggunaan rudal strategis seperti BrahMos dan Pralay pun menjadi beban besar. Dengan peluncuran 20–30 rudal per hari, biaya harian diperkirakan mencapai USD150 juta, atau USD4,5 miliar selama konflik.

Di luar serangan langsung, kesiapan militer India juga menguras anggaran. Mobilisasi pasukan, pemeliharaan sistem pertahanan udara seperti S-400 dan BARAK-8, serta operasi Angkatan Laut India diperkirakan menelan biaya USD110 juta per hari, atau sekitar USD5,4 miliar dalam empat minggu.

Sebaliknya, Pakistan beroperasi dengan anggaran militer yang jauh lebih ramping, namun tetap signifikan. Serangan udara dan patroli tempur harian diperkirakan menelan biaya USD25 juta per hari, atau USD1 miliar selama konflik. Operasi UAV dan rudal seperti Ra’ad dan Hatf-VII menambah USD450 juta, sedangkan kesiapsiagaan militer termasuk radar dan SAM menelan biaya tambahan USD450 juta.

Kerugian Ekonomi: India Kehilangan Ratusan Miliar Dolar

Biaya perang bukan hanya di medan tempur. Dampak ekonomi luas membuat konflik ini menjadi salah satu yang paling mahal dalam sejarah Asia Selatan.

India harus menanggung kerugian ekonomi yang masif:
• PDB terganggu: kerugian hingga USD150 miliar
• Pasar keuangan dan depresiasi mata uang: USD90 miliar
• Gangguan perdagangan dan rantai pasokan: USD80 miliar
• Penyusutan FDI: USD100 miliar

Baca Juga :  Penembakan Polisi di Lampung, Isu Setoran Judi Sabung Ayam Mencuat

Total kerugian ekonomi India saja menyentuh USD420 miliar, menunjukkan ketergantungan tinggi pada kestabilan internal dan hubungan internasional.

Sementara Pakistan, meski kerugian relatif lebih kecil, terpukul hebat secara struktural:
• Gangguan PDB: USD25 miliar
• Pasar keuangan dan depresiasi mata uang: USD15 miliar
• Gangguan perdagangan: USD12 miliar
• FDI dan dampak terhadap hubungan dengan IMF: USD5 miliar

Total kerugian ekonomi Pakistan mencapai USD57 miliar — angka yang sangat besar bagi ekonomi yang sudah rapuh.

Kesimpulan: Siapa Paling Boncos?

Dari sisi nominal, India membakar lebih banyak uang, tetapi dari sisi dampak relatif terhadap kemampuan ekonomi nasional, Pakistan mengalami kerugian yang jauh lebih menekan dan berpotensi melumpuhkan fondasi ekonominya.Perang empat pekan ini menunjukkan bahwa konflik militer modern bukan hanya soal kekuatan senjata, tetapi juga kapasitas bertahan secara ekonomi. Dengan total biaya yang melampaui USD500 miliar, pertanyaan penting kini bergulir: siapa yang benar-benar menang dalam perang ini — atau apakah keduanya justru kalah?

Editor : Hengki Utama

Berita Terkait

Gubernur Mirza Tandatangani Kerja Sama Pemanfaatan Satelit dengan Perusahaan Teknologi Luar Angkasa Tiongkok
Lampung Gaet Investasi Pertanian Modern dari Shandong, Produktivitas Diprediksi Naik 30%
India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata: Realisme Strategis di Tengah Ancaman Perang Nuklir
Konflik India-Pakistan: Ajang Uji Coba Teknologi Militer Global dan Panggung Kebangkitan Kekuatan Timur
Studi Harvard Sebut Indonesia Negara Paling ‘Berkembang’ di Dunia
Harimau si Raja Rimba Tinggal Ribuan Ekor, Apa Yang Terjadi Jika Harimau Mengalami Kepunahan ?
Charif Hamia Petinju Kelahiran Aljazair Rela Kalah Demi Nama Besar Negaranya
Mulai 1 Juni 2025, SIM Indonesia Berlaku di 8 Negara
Berita ini 39 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 29 Mei 2025 - 20:50 WIB

Gubernur Mirza Tandatangani Kerja Sama Pemanfaatan Satelit dengan Perusahaan Teknologi Luar Angkasa Tiongkok

Senin, 26 Mei 2025 - 19:11 WIB

Lampung Gaet Investasi Pertanian Modern dari Shandong, Produktivitas Diprediksi Naik 30%

Rabu, 14 Mei 2025 - 14:22 WIB

Perang India-Pakistan 4 Pekan Tembus Rp8.260 Triliun: India Tekor, Pakistan Nyaris Lumpuh

Senin, 12 Mei 2025 - 17:39 WIB

India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata: Realisme Strategis di Tengah Ancaman Perang Nuklir

Minggu, 11 Mei 2025 - 21:32 WIB

Konflik India-Pakistan: Ajang Uji Coba Teknologi Militer Global dan Panggung Kebangkitan Kekuatan Timur

Berita Terbaru