Charif Hamia Petinju Kelahiran Aljazair Rela Kalah Demi Nama Besar Negaranya

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 29 April 2025 - 07:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kompastuntas.com—  Prancis, Tahun 1957, di sebuah arena tinju di Amerika, sorotan dunia tertuju pada seorang petinju asal Aljazair yang tengah berlaga mewakili Prancis, yaitu‎. Ia hanya tinggal satu ronde lagi untuk meraih gelar juara dunia. Pukulan demi pukulan telak ia layangkan ke lawannya. Kemenangan tampak begitu dekat, hanya sepuluh menit lagi, dan dunia akan mengenalnya sebagai juara.

Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Di tengah euforia dan sorak-sorai penonton, seorang wanita tiba-tiba mendekatinya. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Charif. Tak seorang pun tahu apa yang dikatakannya. Namun setelah itu, semuanya berubah.

Charif mulai mengendurkan serangannya. Tangannya tak lagi secepat tadi. Ia bahkan membiarkan dirinya menerima pukulan demi pukulan dari lawan, hingga akhirnya tumbang dan kalah.

Baca Juga :  China's Growing Influence in International Politics: Implications for the World Order

Publik terkejut. Mengapa seorang petinju hebat seperti Charif tiba-tiba menyerah di ambang kemenangan?

Bertahun-tahun berlalu. Menjelang akhir hayatnya, saat terbaring lemah di ranjang, seseorang akhirnya memberanikan diri menanyakan pertanyaan yang selama ini menggantung di benak banyak orang, Apa yang dikatakan wanita itu padamu malam itu?

Dengan suara lirih namun mantap, Charif menjawab, “Wanita itu berkata, ‘Aku anggota Front Pembebasan Nasional. Aku menasihatimu untuk kalah. Lebih baik kau gagal, daripada menang, dan membuat Prancis makin bersinar atas kemenanganmu.'”

Saat itu, Aljazair masih dijajah oleh Prancis. Charif dikenal berdarah Aljazair, sekalipun ia tinggal di Prancis, kemenangannya akan dihitung sebagai juara bagi Prancis. Dan ia sadar, kemenangan itu akan berdampak pada menguatnya pengaruh Prancis di kancah politik waktu itu, disaat Aljazair ingin merdeka dari penjajahan.

Baca Juga :  Aqsa Working Group (AWG) Kirim 3 Relawan ke Thailand untuk Aksi Global Sumud Flotilla

Charif Hamia memilih kalah di atas ring, namun menang dalam sejarah bangsanya. Ia membuktikan bahwa kadang, kekalahan yang dipilih dengan sadar demi kehormatan tanah air jauh lebih mulia daripada kemenangan yang hanya mengibarkan bendera penjajah.

Ia bukan hanya petinju, tapi pejuang sejati.
Lelaki yang menepati janjinya kepada agama dan tanah airnya. Semoga Tuhan merahmatinya, dan mengampuni dosa-dosanya.

Editor : Hengki Padang Ratu

Berita Terkait

Aqsa Working Group (AWG) Kirim 3 Relawan ke Thailand untuk Aksi Global Sumud Flotilla
UE Kutuk Israel atas Tewasnya Lima Jurnalis Al Jazeera di Gaza
Terjadi Lagi! Interaksi Negatif Harimau-Manusia di TNBBS, Warga Lampung Barat Tewas Diserang
Jakarta Pernah Dikepung Harimau Ketika Manusia Lebih Buas dari Predator
Ketegangan Thailand–Kamboja Membara Lagi Artileri Berat Bicara, Diplomasi Bungkam
Warga Pemalang Tewas Tragis Diduga Dimangsa Harimau di Perbatasan TNBBS Lampung Barat
Dugaan Perusakan Hutan Lindung di Sidomulyo Polisi Kehutanan Diminta Tak Hanya Selfie di Lokas
Israel Babak Belur, Perang 12 Hari yang Mengoyak Ekonomi dan Nurani
Berita ini 141 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 19 Agustus 2025 - 14:46 WIB

Aqsa Working Group (AWG) Kirim 3 Relawan ke Thailand untuk Aksi Global Sumud Flotilla

Selasa, 12 Agustus 2025 - 12:08 WIB

UE Kutuk Israel atas Tewasnya Lima Jurnalis Al Jazeera di Gaza

Jumat, 8 Agustus 2025 - 06:24 WIB

Terjadi Lagi! Interaksi Negatif Harimau-Manusia di TNBBS, Warga Lampung Barat Tewas Diserang

Kamis, 31 Juli 2025 - 17:33 WIB

Jakarta Pernah Dikepung Harimau Ketika Manusia Lebih Buas dari Predator

Sabtu, 26 Juli 2025 - 15:03 WIB

Ketegangan Thailand–Kamboja Membara Lagi Artileri Berat Bicara, Diplomasi Bungkam

Berita Terbaru

Uncategorized

Harganas 2025, Lampung Teguhkan Komitmen Bangun Keluarga Berkualitas

Selasa, 4 Nov 2025 - 16:52 WIB